Social Icons

Kamis, 25 Agustus 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU UNTUK SIAPA?



Provinsi Riau merupakan provinsi terkaya nomor 2 di  Indonesia. Sebagai provinsi yang melimpah sumber daya alam seharusnya berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Riau. Sudah menjadi rahasia umum negeri lancang kuning terkenal dengan negeri “di atas minyak, di bawah minyak”, di atas bumi Riau ditumbuhi oleh kelapa sawit sedangkan di bawah dibanjiri oleh minyak bumi. Riau memang provinsi yang dianugrahkan Allah SWT sebagai provinsi kaya dengan sumber daya alam yang melimpah. Apakah kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Riau memberikan gambaran terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Riau?. Menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuat program ungulan yang dapat mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial.
Pemerintah daerah yang memiliki peranan sebagai penyelenggara di daerah, menurut Rasjit ada 3 fungsi pemerintah yaitu, pertama fungsi pengaturan, yang dimaksud dengan fungsi pengaturan atau disebut juga fungsi regulasi bermaksud sebagai usaha untuk menciptakan kondisi yang tepat sehingga tercipta kondisi yang kondusif atas keberlangsungan berbagai aktifitas dan terciptanya tatanan sosial yang baik bagi kehidupan masyarakat. Kedua, fungsi pelayanan yaitu memberikan keadilan dalam kehidupan masyarakat. Ketiga, fungsi pemberdayaan yaitu mengarahkan masyarakat menuju kemandirian dan pembangunan menciptakan kesejahtreraan bagi masyarakat.
 Melirik Riau pada saat ini, apakah pemerintah telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau?. Pertumbuhan ekonomi Riau sebessar 7,51 persen yang katanya melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berkisar 6-7 persen, akan tetapi sangat ironis ketika kita melihat terjadi peningkatan kemiskinan di pedesaan yang ada di Provinsi Riau. Data BPS mengatakan, selama periode Maret  2010 - Maret 2011, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 67.000 jiwa, sedangkan di daerah perdesaan mengalami kenaikan sebesar  48.800 jiwa. Ini menjelaskan terjadi ketimpangan perekonomian antara perkotaan dan pedesaan, padahal pertumbuhan ekonomi bukan hanya milik perkotaan, akan tetapi pertumbuhan ekonomi yang sesungguhnya adalah pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau secara komperhensip dan integral untuk masyarakat  Riau. Sangat paradoks jika melihat pertumbuhan ekonomi Riau yang melebihi pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional, tapi yang terjadi di Provinsi Riau adalah pertumbuhan ekonomi dalam bentuk angka-angka yang normatif sama sekali tidak melihatkan pertumbuhan ekonomi yang sesungguhnya. Yang menjadi pertanyaan peningkatan ekonomi Riau untuk siapa???. Ketika pertumbuhan ekonomi Riau mengalami peningkatan seharusnya rakyat tidak ada yang miskin, melihat Struktur APBD Riau tahun anggaran 2011 mencapai Rp 4,499 triliun lebih dengan defisit Rp 223 miliar lebih. Dengan komposisi untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 1.833 triliun lebih serta belanja langsung sebesar Rp 2.66 triliun lebih. Total APBD seluruh kabupaten di Provinsi Riau mencapai Rp 20 triliun. Seharusnya rakyat Riau tidak ada yang miskin dengan jumlah penduduk miskin di Riau Maret 2011 sebesar 482.050 jiwa (8,47 persen). Yang menjadi pertanyaan kemana pengalokasian APBD Riau yang katanya berpihak kepada rakyat???.
 Ada yang keliru dalam kebijakan ekonomi Riau yang memprioritaskan infrastruktur dalam hal ini pembangunan gedung megah. Dalam konsep pembangunan infrastuktrur dalam kaidah ekonomi haruslah memprioritaskan pembangunan insfrasruktur yang langsung bersentuhan dengan kesejahteraan masyarakat seperti pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bukan membangun gedung-gedung megah yang notabenenya tidak substansial meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melihat kebijakan ekonomi Riau yang langsung bersentuhan dengan rakyat dengan program K2I (Kemiskinan, Kebodohan, Infrastruktur) Operasi Pangan Riau Makmur yang merupakan program prioritas Provinsi Riau ini malah mengalami kegagalan. Yang menjadi pertanyaan kenapa program yang bersifat bersentuhan dengan keinginan rakyat selalu gagal sedangkan program infrastruktur seperti gedung sarana dan pra sarana PON lebih melihatkan eksistensi dalam pelaksanaannya,  tanya kenapa ???.
   Peningkatan ekonomi 7,51 persen di Riau seharusnya mampu mengurangi kemiskinan, penganguran dan ketimpangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Indikator keberhasilan peningkatan ekonomi di suatu provinsi adalah ketika peningkatan ekonomi yang terjadi mampu mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial. Akan tetapi, ironisnya kemiskinan  semakin meningkat, pengangguran semakin merajalela, dan ketimpangan sosial di tengah masyarakat semakin tinggi, orang kaya semakin kaya, orang miskin semakin melarat dengan kemiskinannya. Yang menjadi pertanyaan pertumbuhan ekonomi Riau milik siapa???.
Kedepan kebijakan ekonomi Provinsi Riau harus berpihak kepada rakyat. Program kebijakan ekonomi kerakyatan harus diutamakan agar mampu menguranggi kemiskinan, sehingga dapat mengurangi ketimpangan sosial di tengah-tengah masyarakat. Dengan ketersediaan Sumber Daya Alam yang melimpah kenapa pemerintah provinsi tidak menghidupkan indusri hilir, seperti pabrik minyak, mentega yang kongrit untuk menumbuhkan ekonomi baru di Provinsi Riau. Ketika industri hilir dihidupkan, hal ini bisa menjawab pengurangan pengguran di Provinsi Riau. Riau kedepan harus berdaulat atas kekayaan alam yang dimiliki. Baca, pelajari, analisis dan lawan.

Oleh : Nofri Andri Yulan
  Presiden Mahasiswa UNRI /KP PD KAMMI Riau