Social Icons

Selasa, 19 Juni 2012

Skenario Penguasa Mematikan Gerakan Mahasiswa

Kemegahan dan kemajuan Riau hari ini tidak lepas dari peran strategis mahasiswa Riau. Keberadaan mahasiswa dan gerakan perlawanannya telah ada sejak nagara ini belum merdeka. Gerakan yang dilakukan merupakan bentuk perluasan peran mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga sampai saat ini mahasiswa selalu ada di hati rakyat. Mahasiswa sebagai insan akademik yang tahu betul dengan permasalahan daerah dengan kajian yang dilakukan mampu memberikan mekanisme check and balance. Sebagai kalangan terpelajar mahasiswa selalu mengisi ruang-ruang perubahan. Intelektualitas yang dimiliki dari proses menimba ilmu di kampus mampu menjernihkan pandangan untuk perbaikan kondisi masyarakat. Data, fakta dan dialektika mewarnai diskusi mahasiswa yang kemudian mengeluarkan argumentasi yang logis tentang suatu keadilan tehadap kondisi masyarakat. Berelasi dengan stekholder yang rindu perubahan seperti dosen, tokoh, budayawan, LSM, dan praktisi juga menjadi kerja-kerja serius mahasiswa. Perjalanan Riau sampai hari ini merupakan wujud dari pikiran kritis mahasiswa Riau.
Belakangan ini masyarakat Riau dikejutkan dengan kasus korupsi PON khusus perubahan perda no 6 tahun 2010. Korupsi telah menjadi komitmen masyarakat Indonesia bahwa itu penyakit berbahaya di negeri ini harus diperangi secara bersama. Masyarakat Riau sepakat untuk menyukseskan penyelengraan PON. Bahkan momentum PON dapat digunakan  sebagai ajang konsolidasi internal masyarakat Riau. Keberadaan Riau sebagai tuan rumah PON paradoks dengan sikap pejabat baik politisi maupun birokrat pemerintahan yang menjadikan momentum ini sebagai wadah memperkaya diri sendiri. Sebagai contoh yakni tindakan korupsi yang dilakukan pada perda no 6 tahun 2010 yang menjerat beberapa orang pejabat sebagai tersangka diantaranya adalah tiga anggota DPRD Riau, Muhammad Faisal Anwan, Muhammad Dunhir, dan Taufan Andoso Yakin serta staf PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Rahmat Syahputra dan Kadispora Provinsi Riau Lukman Abas. Bahkan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat, Sekretaris Daerah Provinsi Riau dan ajudan Gubernur Riau telah di periksa walaupun belum ditetapkan sebagai tersangka.
Melihat kasus korupsi PON khusus perda no 6 tahun 2010 tidak banyak akademisi, tokoh, budayawan  yang  fokus untuk angkat bicara. Kalaupun ada yang berbicara masih sayup-sayup suaranya. Gerakan mahasiswa melihat kasus korupsi yang merugikan daerah tentu tidak bisa didiamkan. Ketika ketidakadilan terjadi di depan mata, hati nurani harus bicara. Keilmuan yang dimiliki harus mampu menjawab realitas yang ada. Gerakan itu dipolopori oleh BEM Se-Pekanbaru. Gerakan yang dilakukan tidak hanya asal gerak, karena diimbangi dengan kekuatan data, fakta, diskusi dan kajian ilmiah dengan berbagai kalangan yang ada di internal kampus maupun eksternal kampus. Mahasiswa sebagai gerakan ekstraparlementer demi menjalankan amanah rakyat dengan melakukan kontrol sosial. Gerakan jalanan yang menjadi historis perjuangan mahasiswa dilakukan lebih dari 7 kali turun ke jalan menyuarakan tangkap adili, gantung pelakunya selalu disuarakan. Bahkan mimbar bebas di masing-masing kampus menjadi bagian dari memasifkan isu korupsi di Riau. Mahasiswa selalu menyuarakan bebaskan Riau dari korupsi dan mendesak KPK usut tuntas Kasus korupsi PON sampai keakar-akarnya bahkan aktor intelektualnya harus ditangkap. Hal ini dikarenakan kuat indikasi pejabat tinggi di daerah juga terlibat.
Gerakan yang dilakukan mahasiswa tentu membuat panas telinga para koruptor. Terutama para pejabat yang punya kepentingan untuk memperkaya diri sendiri pada momentum PON ini. Oleh karena itu, ada indikasi upaya pejabat-pejabat yang terlibat kasus korupsi untuk mematikan gerakan mahasiswa.
Upaya-upaya tersebut diantaranya; Pertama, melakukan kriminalisasi gerakan mahasiswa. Kriminalisasi gerakan mahasisawa dengan alasan pengrusakan tugu countdown. Saya juga berasumsi belum tentu juga mahasiswa yang melakukan pengrusakan, siapa tahu ada konspirasi intelijen. Saya ingin mengajak kita semua berfikir lebih komperhensip dan integral, jangan berfikir sempit. Kerusakan tugu countdown yang dilakukan kalau juga berasumsi mahasiswa yang melakukan belum seberapa bila dibandingkan dengan mark-up anggaran yang dilakukan. Ditambah dengan pembohongan publik yang dilakukan oleh salah satu pejabat PB PON. Melihat keberadaan tugu countdown yang tidak strategis bahkan pembangunannya menggunakan badan jalan menimbulkan pertanyaan apakah tugu countdown memiliki IMB?. Selain itu tugu yang tujuan awalnya sebagai penyemarak pelaksanaan PON di Riau, namun kenyataannya tidak berfungsi sebagai hitung waktu mundu PON menjadi kekecewaan dikalangan masyarakat. Kondisi objektif inilah yang kemudian menjadi symbol perlawanan mahasiswa terhadap korupsi yang ada pada PON. Masyarakat tahu bahwa tugu countdown symbol dari korupsi PON di Provinsi Riau.
Kedua, melakukan konflik internal di kampus. Kejadian rusuh dikampus UNRI sangat disayangkan. Ada skenario besar yang dilakukan oleh penguasa dan antek-anteknya untuk melakukan konflik di internal mahasiswa yang kemudian gerakan mahasiswa terpolarisasi. Kejadian rusuh ini membuat gerakan mahasiswa tidak fokus untuk melakukan perlawanan terhadap korupsi PON. Konspirasi ini terlihat ketika tuntutan mahasiswa telah diakomodir oleh PR 3 karena takut dengan jumlah massa di luar yang banyak. Setelah tuntutan di sampaikan oleh PR 3 UNRI, massa tidak juga membubarkan diri, tapi malah tetap bertahan, ada apa dengan ini semua?.
Mahasiswa harus tetap menjadi pelopor gerakan perubahan. Pola berfikir penguasa yang menganggap gerakan mahasiswa mengancam pemerintahan merupakan pikiran yang keliru. Penguasa harus memahami gerakan mahasiswa sebagai dinamisasi demokrasi. Agenda besar penguasa untuk mematikan gerakan mahasiswa akan selalu dilakukan di kampus. Saat ini di kampus UNRI, tidak tertutup kemungkinan juga dilakukan dikampus-kampus yang ada di Provinsi Riau. Waspadalah! Mahasiswa Riau harus tetap solid dan terus melakukan gerakan-gerakan ke arah perubahan untuk kemajuan bangsa serta keadilan bagi masyarakat. Hidup mahasiswa!!!
salam mahasiswa
Oleh : Nofri Andri Yulan
  Presiden Mahasiswa UNRI /KP PD KAMMI Riau