Sebelum
Anas ditetapkan sebagai
tersangka kasus korupsi Hambalang. Pengungkapan kasus ini berawal dari nyanyian
mantan bendahara Partai Demokrat Nazaruddin yang mengatakan bahwa Anas terlibat
dalam kasus korupsi Hambalang. Irama nyanyian Nazaruddin ini yang kemudian di soroti media sehingga
membangun opini publik bahwa Anas Urbaningrum seakan-akan tersangka. Gencarnya media
yang menyoroti keterlibatan Anas dalam kasus korupsi sehingga ini kemudian yang
membuat menurunnya elektabilitas Partai Demokrat turun. Jauh sebelum Anas ditetapkan
sebagai tersangka, salah satu politisi Demokrat Rohut Sitompul telah menyatakan
Anas Urbaningrum mundur dari Ketua Umum Partai Demokrat. Menurunnya elektabilitas
Partai Demokrat dari tahun ke tahun. kondisi
ini direspon oleh majelis tinggi Partai Demokrat
yang di ketuai oleh SBY. Rapat majelis tinggi memutuskan untuk memangkas
wewenang Anas dan menganjurkan Anas Urbaningrum fokus untuk menyelesaikan
masalah hukum.
Dipahami dari hasil keputusan majelis tinggi Partai Demokrat
secara tersurat untuk menyuruh Anas mundur memang tidak ada, akan tetapi secara
tersirat kuat indikasi ini merupakan proses untuk mengurangi wewenang Anas Urbaningrum.
Secara halus dapat dipahami hasil keputusan majelis tinggi menyuruh Anas untuk
mundur dengan cara halus. Sebelum Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka
telah beredar sprindik. Kuat indikasi penyebaran dilakukan oleh pihak istana. Nama
yang sempat mencuat kepermukaan adalah staff kepresidenan Imelda Sari. Beredernya sprindik
Anas Urbaningrum yang kemudian menjadi pertanyaan public ada apa dengan beredarnya
sprindik. Ditetapkannya Anas Urabaningrum sebagai tersangka
oleh KPK menjawab rasa penasaran publik. Setelah sekian lama berita di media
masa, baik itu cetak maupun elektronik yang memberitakan tentang kasus korupsi
mengenai keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus korupsi Hambalang. Dengan
bukti bahwa Anas menerima gratifikasi Toyota Harrier. Sebelum penetapan sebagai
tersangka, Anas Urbaningrum telah menandatangani pakta integritas.
Dari
cerita sampai ditetapkan Anas sebagai tersangka disadari atau tidak seperti
cerita film yang ada sutradara yang mengatur berjalannya cerita. Skenario
berjalannya cerita begitu rapi. Anas Urbaningrum menyadari bahwa ada upaya
untuk melengserkannya dari Ketua Umum Partai Demokrat. Upaya melengseran Anas
tidak mudah karena Anas punya kekuatan diakar rumput. Pelengseran Anas bisa terjadi ketika ada kekuatan
kekuasaan. Perasaan bahwa ada kekuasaan
yang akan melenserakan sudah tercium oleh Anas. Dari status BBM sebelum anas
ditetapkan sebagai tersangka Anas beberapa kali mencoba mengungkapkan rasa
hatinya lewat BBM dengan status “politik para sangkuni” yang artinya orang yang ingin orang lain celaka. Status BBM kedua yakni pasca pidato
dari SBY yang mengambil alih wewenang partai dari ketua umum demokrat. anas
menulis statusnya dengan “ojo dumeh”, yang secara bebas diterjemahkan dengan
“jangan mentang-mentang”. Status BBM Anas ke tiga “Nabok Nyilih Tangan” artinya
melakukan perbuatan buruk dengan cara menyuruh orang lain.
Apa yang disampaikan Anas Urbaningrum melalui
BBM mengisyaratkan ada kekuatan besar dibelik ditetapkan sebagai tersangka.
Kalau diperhatikan dari proses ditetapkan Anas sebagai tersangka ini sangat
jelas bagaimana mengambarkan pertarungan antara Anas dengan SBY. Seperti apa
yang dikatakan Anas Urbaningrum bahwa ada konspirasi yang dilakukan oleh
memilik kekuasaan dalam penetapannya sebagai tersangka. Padangan Anas
Urbaningrum bias saja benar ketika dilihat dari proses sampai Anas dietapkan sebagai
tesangka. Pada satu sisi apa yang dilakukan SBY sudah cukup tepat dalam proses
mengusur Anas dari Partai Demokrat. Sebagai pendiri partai SBY memiliki tanggung
jawab moral untuk memajukan Partai Demokrat. Dilhat dari kemenangan Partai Demokrat tidak lain menjual
figur SBY yang identik dengan santu, demokratis dan bersih. SBY sadar betul Anas
merupakan biang kerok menurunnya ektabilitas
Partai
Demokrat. SBY punya kepentingan kenapa Anas Urbaningrum harus didepak
dari Partai Demokrat.
Menurut saya ada beberapa alasan
pertama, SBY ingin mempertahankan politik dinasti. SBY sebagai pendiri partai
sudah tentu tidak ingin partai yang didirikan dikuasai oleh bukan keluarga Cikeas.
Jika Anas Urbaningrum yang menjadi ketua umum Partai Demokrat yang notabenenya
memiliki loyalis yang militan dan jaringan sampai akar rumput. Baik jaringan
struktural sebagai kader partai atau
jaringan sebagai mantan aktivis pada suatu organisasi mahasiswa islam tertua
dinegeri ini. Anas sebagai senior dan
mantan aktivis tentu untuk melanggengkan kekuasaan akan berusaha merekrut kader
partai yang berafiliasi dengan
kepentingan Anas. Seandaikan anas melakukan itu, tentu sangat mengancam
eksistensi dari keluarga Cikeas. SBY menyadari betul bahwa kekuasaan di Partai
Demokrat tidak boleh lebas dari keluarga Cikeas. Dengan mundurnya anas otomatis
SBY lebih bebas bermain menguatkan gurita kekuasaan Cikeas. Kedua, Anas Urbaningrum
dianggab gagal meningkatkan elektabilitas Partai demokrat. Ketiga, Anas tersandung
kasus hukum korupsi hambalang yang kemudian merusak pencintraan Partai Demokrat
sebagai partai yang bersih menjadi partai koruptor.
SBY paham betul bagaimana Anas sangat
kuat di tingkat gress root. Kemenangan Anas Urbaningrum pada kongres di Bandung
membuktikan bagaimana kuatnya seorang Anas untuk bisa dikalahkan. Oleh karena itu
cara mendepak Anas dari demokrat tidak bisa dengan cara kasar. Momentum kasus Anas
dimanfaatkan oleh Sby bisa menggusur Anas dari partai demokrat. Dari cerita
yang saya sampaikan di atas bagaimana sebuah skenario terstruktur dan rapi yang
di alami Anas sampai dengan Anas mundur dari ketua umum Partai Demokrat.
Bagi Anas Urbaningrum dengan kasus
yang dialami tidak tinggal diam. Sebagai
mantan aktivis Anas paham bahwa dirinya dizholimi. Menarik dari pidato yang
disampaikan Anas ketika konferensi pers intinya Anas adalah bayi yang lahir
tidak diharapkan. Selanjutnya Saya meyakini kebenaran dan keadilan pangkatnya
lebih tinggi dari fitnah dan rekayasa. Sampai dengan pernyataan Anas yang
mengatakan ini bukan tutup buku, tapi permulaan halaman pertama. Anas Urbaningrum
yang dibesarkan dalam lingkungan gerakan, tentu menyadari apa yang harus dilakukan
ketika ketidakadilan itu diterimanya. Menjadi pertanyaan apa yang akan dilakukan
Anas Urbaningrum dalam rangka melawan kekuasan yaitu SBY. Jawaban ini yang
menarik yang ditunggu oleh rakyat Indonesia. Sekiranya cocok pepatah ini untuk Anas
Urbaningrum lebih baik putih tulang dari pada putih mata, maksudnya adalah kalau
jatuh jangan sendiri harus dijatuhkan juga yang lain.
Babak pertama dari
pertarung ini dimenangkan oleh SBY. Sebagai mantan aktivis Anas tentu memliki
seribu jurus untuk melakukan serangan. Akankah serangan balik Anas bias membuat
SBY KO. Di tunggu.
Oleh: Nofri Andri Yulan
Presiden Mahasiswa Unri 2011-2012/PD KP KAMMI
Riau