Social Icons

Sabtu, 25 Mei 2013

MENGGUGAT AB 3 KAMMI RIAU


Proses jenjang kaderisasi tertinggidi KAMMI adalah AB 3. Jika diibaratkan ke dalam sistem kaderisasi militer makasama dengan Jenderal Bintang empat, dalam pemerintahan/birokrat sama dengan esselon1, dalam adat sama dengan Datukk/kepala suku. Di KAMMI out put dari AB 3menjadi idiolog KAMMI. Idiolog yang dimaksud bagaimana kemudian AB 3 mampumerekonstruksi KAMMI kedepan dengan merumuskan, mengarahkan, menetapkan sebuah langkah yang tepat untuk kemajuan organisasi. Seperti yang kita pahami bahwa AB1 dibentuk sebagai operasional, AB 2 penggerak dan AB 3 adalah idiolog. Kekuatan idiolog terletak kepada narasi dan cita-cita besar. Kehadiran AB 3 seperti kayubesar di tengah padang, tempat berlindung di kala panas dan tempat berteduh dikala hujan. Kita tidak mengharapkan keberadaan AB 3 menambah deretan masalah baru seperti kata pepatah “tongkat membawa rebah”.

Menyoal kondisi kader & komisariat
            Ironis dengan kondisi kader dan komisariat KAMMI diprovinsi Riau. Terdapat 6 komisariat yang terdiri dari dua komisariat di Universitas Riau Komisarsiat Tambusai dan Komisariat At-Thursina,dua di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim: Komisariat Suska dan Komisariat Raliji, dan satu komisariat di Universitas Islam Riau: Komisariat Al-Ahdiyatdan satu komisariat Dumai. Dari 6 komisariat ini kondisinya sungguh sangat memprihatinkan. Prestasi komisariat baik dari kaderisasi atau gerakan juga tidak ada yang terlalu mengembirakan. Perjalanan komisariat cenderung seremonial dan prosedural tanpa memahami substansi dari keberadaan komisariat yang merupakan dapur kadersasi untuk menciptakan Bupati, Gubernur dan Presidenkampus. maka indikator keberhasilan komisariat dapat dilihat dari kualitas dankuantitas kader di komisariat.
           Kemudian jika diperhatikan kondisi internalkader-kader KAMMI jauh dari harapan yang diharapkan sebagai pemimpin masa depan atau seperti apa yang dikatakan oleh Rijalul Imam bahwa orientasi darikaderisasi menciptakan Muslim Negarawan. KAMMI yang ingin menciptakan masyarakat Islami di Indonesia dengan strategi melahirkan sosok pemimpin masa depan yang tangguh.  
       Ada degradasi intelektual yangdialami kader KAMMI. Intelektual dalam pandangan Ali Syari’ati memiliki istilahunik memaknai intelektual versi di atas, yaitu rausansfekr. Dia adalahpemikir tercerahkan. Ia bukanlah seorang pemikir yang merenung seorang diri diperpustakaanatau peneliti di laboratorium dengan tanpa kepedulian sosial untuk melakukan sebuah perubahan. Yang dimaksud dengan pemikir tercerahkan menurut AliSyari’ati adalah pemikir yang sekaligus mencerahkan umatnya, membimbingnya untuk meretas sejarah dalam sebuah rangkaian transformasi gerakan. Fenomena baruyang muncul adalah lumpuhnya kekuatan berfikir kader karena budaya yangterbangun tidak dialektika. Pengembangan kader instan atau karbitan bahkan budaya diskusi, membaca dan menulis apalagi berdebat sudah terabaikan.
          Kader-kader dicetak dari kaderisasi manjadi boneka-boneka yang dikendalikan oleh kekuatan ghaib. Ada kecenderungan kader-kader KAMMI bergerak dan bekerja berdasarkan instruksional. Bahkan kader KAMMI tidak lagi mampu berfikir secara strategis dan taktis.
      Ketika diskusi dengan salah seorang pengurus komisariat saya menanyakan beberapa pertanyaan diantaranya. Apa itu komisariat?Apa tujuan dari komisariat? Kenapa kita harus mengadakan DM, MK?. Kader tidak dapat menjelaskan dengan argumentasi yang bijak. Perlu kita pertanyakan apa yang salah dari proses kaderisasi KAMMI Riau?.
           Kondisi ini bisa semakin kritisketika kader kehilangan harapan dan cita-cita. Ini disebabkan karena nilai-nilai KAMMI tidak terinternalisasi kedalam jiwa kader-kader KAMMI Riau. Nilai-nilai KeKAMMIan harus diturunkan ke kader-kader KAMMI karena saya melihat salah satufaktor kenapa kader tidak peduli, militan, loyal, komitmen dengan KAMMI adalah karena tidak tertanamnya nilai-nilai KAMMI kedalam hati. Kenapa ini bisa terjadi karena para idiolog KAMMI tidak menjelaskan dan tidak memberikan contoh kepada kader tentang perjuangan, nilai-nilai, pemahaman dan narasi besar untuk masa depan. Sehingga kader pergerak bukan karena kepahaman, akan tetapitakliq.  Seharusnya para idiolog KAMMI/AB 3 menjelaskan, mantafsirkan kepada kader-kader KAMMI tentang visi dan misi,prinsip gerakan, paradigma gerakan dan kredo gerakan.

KAMMI Riau miskin idiolog
           Terkait dengan kondisi KAMMI diprovinsi Riau kenapa terjadi penurunan dari semua aspek pada kader dan komisariat. Saya melihat para idiolog KAMMI Riau tidak punya idedan narasi. Tidak banyak yang dapat di tanggap dari ide dan narasi AB 3 KAMMIRiau karena selain tidak suka diskusi dan ngumpul-ngumpul. AB 3 KAMMI Riau tidak mampu menuliskan ide dan narasinya dalam bentuk tulisan. Sampai saat sekarang ini saya belum menemukan AB 3 yang punya rekonstruksi bagus terkaitdengan idiologi KAMMI, kaderisasi KAMMI, dan gerakan KAMMI kedepan.

Menggugat AB 3 KAMMI Riau     
         Sudah saatnya AB 3 memberikan konstribusi nyata untuk KAMMI Riau kedepan. KAMMI adalah rumah besar kita. Sekarang rumah besar ini satu persatu sudah mulai rusak sekarang yang rusak atap, fintilasinya, kaca sudah mulai berdebu, catnya semakin luntur. Kalau rumah ini tidak kita perbaiki secara bersama tidak tertutup kemungkinan bisa roboh. Kepada AB 3 sahabat kita, untuk sahabat bertanggungjawabkan status AB 3 yang sahabat sematkan. Besar harapan kita,  bagaimana para idiolog KAMMI Riau membangkitkan lagi harapan dan cita-cita  kader-kader KAMMI. Menjelaskan kembali idiologi KAMMI kepada kader agar kemudian memberikan semangat perjuangan kepada kader-kader KAMMI. Menjelaskan lagi nilai-nilaiperjuangan.
     KAMMI Riau membutuhkan rekonstruksiide, gagasan, dan narasi bagaimana mambangun KAMMI Riau kedepan. Bagaimana menafsirkan gerakan KAMMI dalam konteks Kemelayuan yang merupakan khas dari Provinsi Riau. Jalan kader-kader KAMMI Riau sudah gelap, buntu bahkan telahtersasar entah kemana. Tugas AB 3 kemudian menerangkan, mengarahkan jalan,membimbing sempai KAMMI kecita-cita besarnya. Ada 3 kontribusi yang bisadilakukan konstribusi tenaga, fikiran, dan finansial.  Silakan pilih...

Salam perjuangan...

Oleh : NofriAndri Yulan
KP KAMMI Riau/ PresidenMahasiswa UNRI 2011-2012