Social Icons

Rabu, 24 Juli 2013

Menancapkan KAMMI ke Bumi "Menggerakan Kembali khittah KAMMI Sebagai Gerakan Pengkaderan”

Deklarasi KAMMI bertempat di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 29 Mei 1998 merupakan momentum lahirnya KAMMI. Heroisme gerakan pemuda ketika itu  bertepatan dengan perlawanan rakyat kepada rezim otoriter, anti kritik dan represif. KAMMI adalah salah satu organisasi kepemudaan (OKP) yang menyatakan simbol perlawanan. Gerakan jalanan yang dilakukan KAMMI ketika itu dikenal dengan gerakan Reformasi Damai. Perjalanan panjang politik di Republik telah mencatat tinta sejarah perjuangan kader KAMMI. Angkatan itu dikenal dengan angkatan 98. Di umur yang 15 tahun KAMMI mengalami pengaburan eksistensi. Ia tidak lagi banyak dikenal, sekarang ini disadari atau tidak disadari kader KAMMI sekalipun sudah tidak merasa memiliki KAMMI. Agenda yang rutinitas prosedural dan serimonial menjadi salah satu faktor dari pengaburan eksistensi KAMMI.
      Diskursus mengenai KAMMI maka sama halnya dengan kita membicara tentang peran dan fungsi KAMMI. Menakar peran dan fungsi KAMMI kita akan bicarakan dua hal pertama, KAMMI sebagai organisasi pengkaderan. Dua, KAMMI sebagai organisasi pergerakan.
Pertama, Sebagai organisasi pengkaderan, tentu ada terget-target yang ditetapkan. Kepribadian muslim yang memiliki pemikiran yang komperhensif tentang islam dengan kualifikasi moral dan etis islam. Kekuatan ideologis islam harus dipahami tidak saja dalam pandangan teoritis, akan tetapi realitas objektif. Islam harus mampu mengejawantahkan ilmu, politik, sosial, ekonomi dan budaya dalam bentuk praktis. Ini yang dalam pandangan saya KAMMI membumi dan mengakar. 
       Menggugat peran pengkaderan KAMMI, saya melihat terjadi penurunan kapasitas dan kualitas. Kedarisasi KAMMI ada kecenderungan mencetak kader seperti boneka dan robot.  Kader yang bergerak  dan berkerja atas instruksional, sehingga yang terjadi adalah lumpuhnya kekuatan berfikir. Dampak dari kelumpuhan berfikir adalah hilangnya kreatifitas dan inovasi dalam gerakan. Pengkaderan KAMMI seharusnya menajamkan kepada keyakinan ideologi karena dengan ini kemudian menguatkan karakter, jati diri dan ruh perjuangan kader. Dalam buku KAMMI dan Pergolakan Reformasi Epilog Ketua KAMMI Pusat 2002-2004 Muh. Hermawan Ibnu Nurdin Z dasar yang membentuk pradigma berfikir kader, dan membuat jati diri kader yang menjadi standard akhlak atau perilaku kader yang jelas terkuantifikasi melalui indikator-indikator khas. Obsesi utama dari pola kaderisasi KAMMI adalah melakukan percepatan kematangan kader (accelerate maturity). Kematangan meliputi pemahaman politik, life skill, manajerial, leadership dan wawasan.
       Mencetak kader yang memiliki kapasitas dan kualitas seharusnya menjadi agenda pengkaderan KAMMI. Kader yang mapan dan matang dalam berfikir menjadikan membaca, diskusi, menulis sebagai tradisi intelektual. Sistem pangkaderan KAMMI yang ada dalam bentuk  Manhaj kaderisasi sudah cukup baik secara tekstual normatif. Maka dalam implementasi Manhaj harus ada kontrol yang serius terutama pasca DM 1, 2, dan 3 terutama pada hal pemenuhan hak dan pengkaryaan.  
       Pada sisi yang lain dari proses pengkaderan praktis menjadi kepanitiaan, dauroh, training dan pendampingan secara personal antara kader senior KAMMI dengan kader baru harus berjalan dengan baik. Kedepan yang mulai kita kurangi pola pengkaderan dengan cara doktrinisasi. Harus ada keseimbangan antara doktrin dengan membangun kader dengan pendekatan manajerial organisasi sehingga kemudian kader KAMMI yang terbentuk kader yang memiliki militansi taat dan paham konstitusi.
       Kedua, Secara gerak.  pergerakan yang dilakukan KAMMI diarahkan kepada tercapainya cita-cita kebangsaan dan visi peradaban. KAMMI sebagai gerakan moral dan etis, maka beberapa bentuk gerakan yang bisa dilakukan sebagai bagian dari rekonstruksi perbaikan kebangsaan. Pertama, gerakan sosial politik. Cara pandang terkait dengan gerakan sosial politik tidak hanya dilihat gerakan secara vertikal, akan tetapi gerakan secara horizontal. Untuk gerakan sosial politik narasi praktis yang harus dilakukan adalah mengarahkan gerakan kepada proses advokasi, pemberdayaan dan pendampingan. Kebiasaan KAMMI dalam gerakan menghantam langsung kekuasaan. Gerakan yang seperti ini membuat KAMMI kehilangan basis di masyarakat. Atau KAMMI melihatkan sikap-sikap reaktif kepada kasus kekinian, Oleh sebab itu target dari gerakan sosial politik KAMMI menempatkan OKP yang menyeimbangkan antara gerakan elit dan kerakyatan. Kedua, gerakan sosial kemasyarakatan. untuk merubah kondisi bangsa yang kritis ini, maka ada dua pendekatan dalam gerakan pertama kita kritisi penguasa sebagai pengambil kebijakan kedua kita perbaiki kondisi masyarakatnya. Melihat kondisi masyarakat tentu banyak permasalahan baik dalam politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya. KAMMI seharusnya mengambil peran untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat. Maka desa binaan, komunitas anak jalanan, pemberdayaan petani, nelayan dan koperasi pedangan bagian yang tidak terpisahkan dari kerja-kerja KAMMI. Ketigagerakan intelektual. Tradisi intelektual kader KAMMI tidak boleh ketinggalan apalagi mati. Miris hati ketika gerakan pemuda mengutamakan pragmatisme. Dalam organisasi gerakan intelektual ini sangat dibutuhkan untuk menopang kemajuan organisasi. Budaya diskusi, kajian, mambaca dan menulis manjadi wajah dari gerakan anak muda.     Sehingga apa yang dilakukan memiliki landasan ilmiah berdasarkan fakta dan data.
       Di umur ke 15 tahun ini, KAMMI tidak boleh berhenti berfikir untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan. KAMMI harus mampu membaca masa depan. Harapan harus selalu dipijarkan karena dengan ini kemudian memberikan pesan kepada mata hati bahwa perjuangan ini tidak ada tepi dan tidak berujung. Selagi hayat masih dikandung badan selama itu semangat perjuangan tidak boleh padam apalagi mati. “Jangan Berhenti Mendayung Nanti Arus Membawa Hanyut”. Perkataan M. Natsir lebih dari 61 tahun lalu merupakan titah perjuangan dari tokoh pergerakan muslim yang pantas menjadi perenungan kebatinan bagi kader KAMMI. Tantangan kedepan semakin berat, baik tantangan yang dari internal maupun tantangan yang datang dari eksternal. Dari internal personalia kader sedang mengalami pragmatisme, hedonisme dan materialisme sehingga berdampak kepada militansi dan kehilangan orientasi dalam perjuangan. Secara struktural organisasi sudah mulai berada titik jenuh. Salah satu penyebab dari kejenuhan ini adalah KAMMI secara organisasi sudah mulai tidak dinamis dan miskin ide dan narasi.
       Saatnya KAMMI kembali kepada khitah perjuangannya sebagai organisai pengkaderan dan gerakan. Pangkaderan yang kuat dalam implementasi manhaj. Pengkaderan yang mengutamakan pendekatan organisasi dari pada doktrinisai bukan berarti doktrin tidak penting. Proses pengkedaran seperti ini yang kemudian membentuk kader yang paham dan taat konstitusi. Kader yang berideologi sehingga mampu berfikir rasional dan dialektik yang kemudian membuat organisasi lebih dinamis. Bergerak mengarah kepada cita kebangsaan, maka gerakan harus bergerak secar avertikal dan horizontal.  Gerakan yang melihat jauh kedepan.

Allahuakbar 3x

Oleh : Nofri Andri Yulan
Presiden Mahasiswa UNRI 2011-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar