Social Icons

Kamis, 07 Februari 2013

AKTUALISASI POLITIK NILAI




Politik merupakan aktivitas mengatur dan memelihara urusan rakyat. Politik kata yang ringan terucap, tapi sulit untuk diimplementasikan. Menurut Miriam Budiardjo dalam buku pengantar ilmu politik, politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu sistem politik (Negara) yang mengangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik dalam bahasa arab adalah (siyasah) diambil dari kata (saasa) yang artinya pemimpin, memerintah, mengatur, melatih dan manajemen. Dalam sistem politik tidak bisa lepas dari pokok politik itu sendiri seperti keberadaan Negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
Politik memiliki peran untuk mengimplementasikan kebaikan. Demokrasi saat ini yang lebih terbuka seharusnya politik dapat lebih banyak berbuat. Politik memiliki kekuasaan melalui perangkat politik seperti partai politik. Maka substansinya adalah bagaimana politik mampu senantiasa bergandengan tangan dengan rasa kemanusiaan. Rasa kemanusian yang dimaksud adalah kesejahteraan, keadilan, penindasan, kezholiman, keamanan, dan kesewenang-wenangan. Politik seharusnya mengantarkan bangsa dan negara ini kepada perbaikan kehidupan rakyat.  Pada dasarnya politik memiliki tujuan yang mulia untuk mangantarkan manusia kepada kebaikan dan jauh dari kerusakan. Singkat kata politik adalah upaya manusia mengatur manusia lainnya.
Pada kondisi ini muncul persepsi negative tentang politik di masyarakat.
Persepsi ini muncul bukan tidak beralasan. Bisa saja akibat dari partai dan p
erilaku politik yang melakukan praktek politik yang lebih mengedepankan nafsu dari pada etika dan moral. Pemahaman politik penting dimiliki oleh pelaku politik, agar kemudian dalam aplikasi praktek politiknya mengedepankan etika dan moral. Pemahaman tentang politik yang salah akan melahirkan praktek politik yang salah, sebaliknya jika pemahamannya benar, maka perilaku politik akan menempuh jalan kebenaran.
Persepsi politik yang terbangun ditengah-tengah masyarakat jahu dari subtansi tujuan politik itu sendiri. Persepsi negatif tentang politik akam menjadi   mitos di masyarakat. Sering kita mendengar mengenai mitos politik. Seperti, politik itu kotor, politik itu licik, politik itu ngeri, dan politik itu menghalalkan segala cara, politik hanya milik orang kaya dan politik itu tidak ada kawan abadi yang ada adalah kepentingan abadi. Pada kondisi seperti ini, maka kita perlu memperhatikan pengertian politik menurut Machiavelli (1469-1528) seorang politikus dan filsuf Italia yang mengatakan tidak peduli apakah tindakkan politik yang dijalankan itu bermuatan trick-trick, tipu daya, jujur atau tidak jujur asalkan tujuan tercapai.
Kondisi politik seperti ini menimbulkan sikap apriori dari masyarakat. Sikap ini akibat dari suara yang diberikan tidak ada relevansinya dengan kesejahteraan bagi perbaikan kehidupan. Seakan-akan politik hanya menjadi deretan masalah. Ini mengambarkan bahwa ada disorieantasi nilai-nilai yang terjadi pada pelaku politik baik itu politisi ataupun partai politik.
Untuk mengambalikan kepercayaan masyarakat, maka perlu adanya perbaikkan nilai dalam berpolitik. Saya menyebutnya dengan politik nilai. Politik nilai adalah praktek atau cara yang dilakukan oleh pelaku politik baik itu politisi atau partai politik yang mengedepakan sopan santun, etika dan moral dalam berpolitik. Ada dua pihak yang paling bertanggung jawab untuk melakukan politik nilai. Pertama adalah politisi dan kedua adalah partai politik.
 Kita bisa memperhatikan bagaimana politisi banyak yang terjerat kasus korupsi, narkoba, dan seks. Menjadi wakil rakyat dengan menghalalkan berbagai cara. Halal haram, aturan dan etika dilanggar demi kedudukan. Kampanye lebih menggunakan uang dari pada prestasi kinerja. Lebih suka mematikan lampu kawan/black campaign dengan melakukan fitnah yang kemudian menimbulkan isu yang merugikan calon lain. Suka melakukan kebohongan dari pada memberikan pendidikan politik. Kebiasaan mengumbar janji, mengedepankan uang dari pada integritas dan kapasitas. Ketika mendapatkan amanah menjadi wakil rakyat lupa tujuan sebagai wakil rakyat. Berjuang untuk kepentingan pribadi dan partai. Diberi amanah untuk melancarkan bisnis dan kaki tangan mafia hitam untuk menguras APBD. Politisi yang seperti ini yang dalam berpolitik tidak mengedepankan nilai-nilai
Bagi partai politik saya melihat dua persoalan yang mendasar. Pertama adalah idiologi dan platfrom yang jelas. Kedua rekrutmen kader partai yang tidak profesional. Politisi dan partai politik paling bertanggung jawab untuk menjadikan politik sebagai sarana mengwujudkan kesejahteraan. Ketika politisi dan partai kehilangan nilai dalam berpolitik maka akan menjadi preseden buruk bagi perkembangan politik negeri ini.
Politik nilai ini menjadi penting di tengah-tengah kegalauan praktek politik negeri ini. Harapan besar bagimana politik di negeri ini mampu memberikan perubahan bagi perbaikan bangsa dan negera. Bagaimana partai dan politisi memberikan contoh kepada rakyat, seperti hidup sederhana menjauhi diri dari budaya pragmatis, meterialistik, dan hedonis. Memberikan contoh bagaimana berpolitik yang santun, beretika dan bermoral. Kampanye yang taat dengan mekanisme dan aturan. Melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat mendapatkan contoh yang baik dari para pelaku politik. Pemahaman politik tidak hanya dalam konteks kekuasaan. Tapi bagaimana pemahaman ini dimulai dari cara berpolitik yang baik. Dengan cara yang baiklah masyarakat mendapatkan presepsi positif tentang politik. Perbaikan politik ini dimulai dari politisi dan partai politik yang dikelola dengan profesional dan mengedepankan politik nilai dalam berpolitik.


Oleh : Nofri Andri Yulan

Presiden Mahasiswa UNRI 2011-2012/ KP PD KAMMI Riau



Tidak ada komentar:

Posting Komentar