Politik merupakan aktivitas mengatur dan
memelihara urusan rakyat. Politik kata yang ringan terucap, tapi sulit untuk diimplementasikan.
Menurut Miriam Budiardjo dalam buku pengantar ilmu politik, politik adalah
berbagai kegiatan dalam suatu sistem
politik (Negara) yang mengangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari system
itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik dalam bahasa arab adalah
(siyasah) diambil dari kata (saasa) yang artinya pemimpin, memerintah,
mengatur, melatih dan manajemen. Dalam sistem politik tidak bisa lepas dari pokok politik itu sendiri seperti
keberadaan Negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision
making), kebijaksanaan (policy), dan pembagian (distribution) atau alokasi
(allocation).
Politik memiliki peran untuk
mengimplementasikan kebaikan. Demokrasi saat ini yang lebih terbuka seharusnya politik dapat lebih banyak berbuat. Politik memiliki
kekuasaan melalui perangkat politik seperti partai politik. Maka substansinya
adalah bagaimana politik mampu senantiasa bergandengan tangan dengan rasa kemanusiaan. Rasa
kemanusian yang dimaksud adalah kesejahteraan, keadilan, penindasan, kezholiman, keamanan, dan
kesewenang-wenangan. Politik seharusnya mengantarkan bangsa dan negara ini
kepada perbaikan kehidupan rakyat. Pada dasarnya
politik memiliki tujuan yang mulia untuk mangantarkan manusia kepada kebaikan
dan jauh dari kerusakan. Singkat kata politik adalah upaya manusia mengatur
manusia lainnya.
Pada kondisi ini muncul persepsi negative tentang politik di
masyarakat.
Persepsi ini muncul bukan tidak beralasan. Bisa saja akibat dari partai dan perilaku politik yang melakukan praktek politik yang lebih mengedepankan nafsu dari pada etika dan moral. Pemahaman politik penting dimiliki oleh pelaku politik, agar kemudian dalam aplikasi praktek politiknya mengedepankan etika dan moral. Pemahaman tentang politik yang salah akan melahirkan praktek politik yang salah, sebaliknya jika pemahamannya benar, maka perilaku politik akan menempuh jalan kebenaran.
Persepsi ini muncul bukan tidak beralasan. Bisa saja akibat dari partai dan perilaku politik yang melakukan praktek politik yang lebih mengedepankan nafsu dari pada etika dan moral. Pemahaman politik penting dimiliki oleh pelaku politik, agar kemudian dalam aplikasi praktek politiknya mengedepankan etika dan moral. Pemahaman tentang politik yang salah akan melahirkan praktek politik yang salah, sebaliknya jika pemahamannya benar, maka perilaku politik akan menempuh jalan kebenaran.
Persepsi politik yang
terbangun ditengah-tengah masyarakat jahu dari subtansi tujuan politik itu
sendiri. Persepsi negatif tentang politik akam menjadi mitos di masyarakat.
Sering kita mendengar mengenai mitos politik. Seperti, politik itu kotor,
politik itu licik, politik itu ngeri, dan politik itu menghalalkan segala cara,
politik hanya milik orang kaya dan politik itu
tidak ada kawan abadi yang ada adalah kepentingan abadi. Pada kondisi seperti
ini, maka kita perlu memperhatikan pengertian politik menurut Machiavelli
(1469-1528) seorang politikus dan filsuf Italia yang mengatakan tidak peduli
apakah tindakkan politik yang dijalankan itu bermuatan trick-trick, tipu daya,
jujur atau tidak jujur asalkan tujuan tercapai.
Kondisi politik seperti ini menimbulkan sikap apriori dari
masyarakat. Sikap ini akibat dari suara yang diberikan tidak ada relevansinya
dengan kesejahteraan bagi perbaikan kehidupan. Seakan-akan politik hanya
menjadi deretan masalah. Ini mengambarkan bahwa ada disorieantasi nilai-nilai yang
terjadi pada pelaku politik baik itu politisi ataupun
partai politik.
Untuk mengambalikan kepercayaan masyarakat, maka perlu adanya perbaikkan nilai dalam berpolitik. Saya menyebutnya dengan
politik nilai. Politik nilai adalah praktek atau cara yang dilakukan oleh pelaku
politik baik itu politisi atau
partai politik yang mengedepakan sopan santun, etika dan moral dalam berpolitik.
Ada dua pihak yang paling bertanggung jawab untuk
melakukan politik nilai. Pertama adalah politisi dan
kedua adalah partai politik.
Kita bisa memperhatikan
bagaimana politisi banyak yang terjerat kasus korupsi, narkoba, dan seks. Menjadi
wakil rakyat dengan menghalalkan berbagai cara. Halal haram, aturan dan etika
dilanggar demi kedudukan. Kampanye lebih menggunakan uang dari pada prestasi kinerja. Lebih suka mematikan lampu kawan/black
campaign dengan melakukan fitnah yang kemudian menimbulkan isu yang merugikan calon
lain. Suka melakukan kebohongan dari pada memberikan pendidikan politik. Kebiasaan mengumbar janji, mengedepankan uang dari pada integritas dan kapasitas. Ketika mendapatkan amanah menjadi wakil
rakyat lupa tujuan sebagai wakil rakyat. Berjuang untuk kepentingan pribadi dan
partai. Diberi amanah untuk melancarkan bisnis dan kaki tangan mafia hitam
untuk menguras APBD. Politisi yang seperti ini yang dalam berpolitik tidak
mengedepankan nilai-nilai
Bagi partai politik saya melihat dua persoalan yang mendasar. Pertama adalah idiologi dan platfrom yang jelas. Kedua rekrutmen kader partai yang tidak profesional.
Politisi dan partai politik paling bertanggung jawab untuk menjadikan politik
sebagai sarana mengwujudkan kesejahteraan. Ketika politisi dan partai
kehilangan nilai dalam berpolitik maka akan menjadi preseden buruk bagi
perkembangan politik negeri ini.
Politik nilai ini menjadi penting di tengah-tengah kegalauan praktek politik negeri ini. Harapan besar bagimana politik di
negeri ini mampu memberikan perubahan bagi perbaikan bangsa dan negera. Bagaimana partai dan politisi memberikan contoh kepada rakyat, seperti hidup sederhana
menjauhi diri dari budaya pragmatis, meterialistik, dan hedonis. Memberikan
contoh bagaimana berpolitik yang santun, beretika dan bermoral. Kampanye yang
taat dengan mekanisme dan
aturan. Melakukan pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat mendapatkan contoh yang baik dari para pelaku politik. Pemahaman
politik tidak hanya dalam konteks kekuasaan. Tapi bagaimana pemahaman ini
dimulai dari cara berpolitik yang baik. Dengan cara yang baiklah masyarakat
mendapatkan presepsi positif tentang politik. Perbaikan politik ini dimulai
dari politisi dan partai politik yang dikelola dengan profesional dan
mengedepankan politik nilai dalam berpolitik.
Oleh : Nofri Andri Yulan
Presiden Mahasiswa UNRI
2011-2012/ KP PD KAMMI Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar